Kebijakan Perekonomian
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi
agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering
dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang
asing.
Devisa
umum merupakan transaksi konversi atau jual beli suatu mata uang asing
terhadap IDR, atau terhadap mata uang lainnya, dalam bentuk devisa umum (non
tunai).
Valuta Asing merupakan mata uang yang mudah
dan dapat digunakan dalam dunia perdagangan internasional. Valuta asing juga
bisa digunakan sebagai salah satu bentuk investasi.
Menurut saya, tidak selamanya Inflasi
itu merugikan, hal ini dikarenakan Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negative,
tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Ada beberapa dampak positif dari inflasi terhadap suatu negara antara lain;
1. Debitur (orang yang
menerima utang) akan mendapatkan untung karena dengan adanya inflasi, uang yang dia kembalikan akan
mempunyai nilai lebih rendah dibanding saat meminjam.
2. Para pengusaha yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan
kenaikan biaya produksinya. Jika harga barang naik (saat
inflasi), produsen akan terdorong untuk meningkatkan
jumlah barangnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat
penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya
dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong
investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan
melakukan investasi.
2. Pendapatan nasional per kapita untuk
tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan
Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB
per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi
daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan
nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau
daerah tersebut untuk berinvestasi.
3. Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut
meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan
limbah dan lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan
lainlain. Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel
maupun nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh
dari utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang
sangat penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang
memperbesar biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya
bagi pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal
bagi pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang
panjang membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para
pengusaha dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir
ini merupakan daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah
tekhnologi yang dipakai oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi
modern tersebut menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan
ini antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK),
Upah Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting
bagi investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka
panjang.
8. Pengaruh Nilai tukar
Secara teoritis dampak perubahan
tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak
pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada
investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan
berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik.
Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi
melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal
dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat
kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan
tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan
domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan
penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan
pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs
pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik
akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan
dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan /
barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang
yang tidak diperdagangkan (non-traded goods), sehingga didapatkan
kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada
barang-barang perdagangan tersebut.
9. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif
pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi
akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang
inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Kemiskinan
merupakan keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan, dll.
Garis Kemiskinan merupakan tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk
memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam
praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan
juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.
Faktor-faktor
Kemiskinan
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka kelahiran yang tinggi akan
mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi besar. Bila laju
pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan
mengakibatkan angka kemiskinan akan semakin meningkat di suatu negara.
2. Angka Pengangguran Tinggi
Lapangan kerja yang terbatas menyebabkan angka pengangguran di suatu
negara menjadi tinggi. Semakin banyak pengangguran maka angka kemiskinan juga
akan meningkat. Peningkatan angka pengangguran juga dapat menimbulkan masalah
lain yang meresahkan masyarakat. Misalnya munculnya pelaku tindak kejahatan,
pengemis, dan lain-lain.
3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah cenderung tidak memiliki
keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga mereka tidak bisa
bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi di dunia kerja maupun
dunia usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran dan kemiskinan
menjadi bertambah.
4. Bencana Alam
Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan yang tidak dapat
dicegah karena berasal dari alam. Bencana alam seperti tsunami, banjir, tanah
longsor, dan lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada infrastruktur maupun
psikologis. Peristiwa bencana alam yang besar dapat mengakibatkan masyarakat
mengalami kemiskinan karena kehilangan harta.
5. Distribusi yang Tidak Merata
Ketidaksamaan pola kepemilikian sumber daya akan menimbulkan ketimpangan
dalam distribusi pendapatan. Pada umumnya, masyarakat yang hanya memiliki
sumber daya terbatas dan berkualitas rendah berada di bawah garis kemiskinan.
Dampak
Kemiskinan
1. Kriminalitas Meningkat
Kemiskinan seringkali
dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan tanpa sebab, karena masyarakat miskin
cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk
melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu
pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan pembunuhan.
2. Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup
di bawah garis kemiskinan umumnya tidak mendapatkan akses kesehatan yang
memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat miskin.
Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan masalah yang sering terjadi pada
masyarakat miskin. Asupan gizi yang kurang menyebabkan kesehatan dan
perkembangan fisik masyarakat miskin sangat buruk.
3. Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang
cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia
pendidikan. Hal ini semakin memperburuk situasi masyarakat yang kekurangan
karena kurangnya pendidikan membuat mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa
bangkit dari keterpurukan.
4. Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang
tidak mendapatkan akses pendidikan akan sulit bersaing di dunia kerja maupun
usaha. Hal ini kemudian akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat.
5. Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan
ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan dengan berbagai tindakan
anarkis. Bahkan seringkali konflik bernuansa SARA timbul di masyarakat sebagai
cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar