Pendekatan dalam Memaksimalkan Profit
1. Pendekatan
Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan
dengan cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan
total(TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan
dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan biaya total (TC)
adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable(VC), maka TC
= FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas biaya variable
per unit output dianggap konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q)
di kalikan dengan biaya variable per unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).
Implikasi dari pendekatan totalitas ini
adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab
semakin besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum
mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus
diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi
dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
Q
|
P
|
TR
|
TC
|
Keuntungan Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
|
17
18,5
19,5
20,75
22,25
24,25
27,5
32,5
40,5
52,5
|
-12
-8,5
-4’5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
-2,5
|
Dari tabel tersebut produsen akan menjual
produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat selisih antara TR dan TC adalah yang
paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar 5, maka
produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.
2. Pendekatan
Marginal (Marginal Approach)
Analisis marginal ini mirip dengan
analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini mendasarkan pada satu konsep
yaitu keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat
tambahan satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang menghasilkan
keuntungan maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut “Jika keuntungan
marginal masih positif dengan menambah satu unit output maka output harus
ditambah dan apabila keuntungan marginal negative dengan menambah satu unit
output maka output harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal= 0”.
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba
dilakukan dengan membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR).
Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah
keuntungannya apabila menambah produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil
penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini
pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan
sebaliknya, yaitu apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan
mmenambah untung. Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC
berlaku, sehingga π=TR-TC.
Q
|
P=MR
|
MC
|
Keuntungan Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
-
1,5
1
1,25
1,5
2
3,25
5
8
12
|
-12
-8,5
-4,5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
2,5
|
Pada tabel di atas dicari kondisi pada
saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut jumlah output yang dihasilkan adalah 8
unit dan tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 7,5.
3. Pendekatan
Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per
unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah
output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.
Dari persamaan ini perusahaan akan
mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya
rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak
didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P sama dengan AC (P=AC),
Perusahaan hanya mencapai angka impas. Implikasi pendekatan rata-rata adalah
perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya(maximum
Selling) Agar laba (π) makin besar.
Komentar
Posting Komentar